Halaman

Senin, 21 Maret 2011

BELAJAR PERIBAHASA


Semakin pintar seseorang, maka ia akan semakin menyadari betapa sedikit yang ia kuasai dari semua ilmu yang ada di dunia ini, betapa banyak orang yang lebih pintar darinya. Kesadaran ini akan membentuk  sifat rendah hati dan motivasi untuk terus belajar. Kata orang, inilah yang namanya ilmu padi, semakin berisi, semakin merunduk ia.

Bangga akan ilmu dan keterampilan yang dimiliki adalah sifat manusia, yang memang manusiawi. Maksudnya, semua manusia punya kecenderungan yang sama untuk sombong. Hanya saja kalau kita tak berhati-hati mengelola kebanggaan ini, maka kita dapat menjerumuskan diri sendiri dalam jurang kebodohan.

Ketika kita merasa diri pintar, maka kita akan berhenti belajar.
Ketika kita merasa diri lebih baik dari orang lain,
Maka kita tak mau mendengar apa kata orang.
Kita tak lagi mampu menerima kritik karena kita sudah sangat 'baik'.

Akhirnya kita justru terputus dari jalur-jalur pengembangan diri, perbaikan diri dan pengetahuan.
Tanpa kita sadari, kita akan jadi orang bodoh, terkucil, bahkan kita tak tahu bahwa ada orang yang mengetahui kebodohan kita, mungkin menertawai dan mengejek kita.

Tapi dalam kehidupan yang serba tak adil ini, tak sekali dua kita bertemu dengan orang yang ingin tampil pintar, ingin orang lain tahu bahwa ia pintar, tak peduli kalau dia tak sepintar perkiraannya. Padahal kalau kita pakai ilmu peribahasa (lagi), tong kosong nyaring bunyinya. Semakin keras ia berkoar, justru semakin tampak kosongnya.

Tulisan ini hanya sekedar bermaksud mengingatkan.
Setiap kita memiliki kesempatan menjadi tong kosong, termasuk saya dan teman-teman yang saya cintai.
Mari kita saling mengingatkan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Hidup peribahasa !!!!

PS : Daripada lama nganggur, ni diisi dengan koleksi tulisan lama dari kompie, hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar